TEORI KEBAJIKAN (VIRTUE THEORY) - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 17 September 2014

TEORI KEBAJIKAN (VIRTUE THEORY)

Kumpulan MateriEtika kebajikan yang dipopulerkan oleh Aristoteles berfokus pada karakter yang melekat pada seseorang dibandingkan tindakan spesifik yang harus dilakukan seseorang. Menurut penganut pandangan ini, moralitas tidak hanya menjawab “Apa yang harusnya saya lakukan?” namun juga harus menjawab “Saya harusnya menjadi orang seperti?”

Dalam hal ini, pertanyaan mengenai karakter manusia merupakan sesuatu yang lebih penting.

Banyak filsuf percaya bahwa moralitas terdiri dari berbagai aturan perilaku yang terdefinisikan dengan jelas yang harus diikuti seseorang, seperti jangan membunuh, jangan mencuri, dan lain – lain. Sebelumnya, seseorang harus mempelajari aturan – aturan ini, dan kemudian memastikan bahwa segala tindakan saya dalam kehidupan mengikuti aturan ini. Namun, para teoris kebajikan, kurang menekankan pentingnya untuk memepelajari aturan – aturan yang harus dipelajari, alih – alih lebih mementingkan pengembangan karakter akan kebiasaan baik, seperti bermurah hati. Sekali saya bersifat bermurah hati, misalnya, maka saya akan terbiasa bertindak dengan murah hati.

Berdasarkan sejarah, teori kebajikan merupakan tradisi normative tertua di dunia filsafat barat, yang berakar pada peradaban kuno Yunani, Plato (427 – 347 SM) menekankan pentingnya empat kebajikan khusus, yang kemudian disebutnya kebajikan utama (cardinal virtues), yakni: kebijaksanaan (wisdom), keberanian (courage), kesederhanaan (temperance) dan keadilan (justice). Nilai kebajikan lain yang penting juga meliputi keuletan, kedermawanan, harga diri, kesabaran, dan keikhlasan. Sebagai tambahan untuk mendapatkan kebiasaan terhadap karakter yang baik, penganut teori kebajikan menyatakan bahwa kita harus menghindari diri dari sifat karakter yang buruk, atau watak dan keangkuhan. Teori kebajikan menekankan pentingnya pendidikan moral, karena sifat karakter kebajikan harus dikembangkan selagi muda. Dengan demikian, orang dewasa bertanggung jawab untuk mendidik kebajikan pada generasi muda.

Aristoteles (383 – 322 SM) memberikan kerangka yang lebih jelas tentang teori kebajikan. Menurutnya, kebajikan adalah kebiasaan baik yang kita punyai, yang mengatur emosi kita. Misalnya, sebagai respon terhadap rasa takut alamiah yang kita miliki, kita harus mengembangkan nilai kebajikan dari keberanian yang membuat kita tetap tangguh ketika menghadapi bahaya. Dengan melakukan analisis terhadap 11 nilai kebajikan khusus. Aristoteles menyetakan bahwa kebanyakan nilai kebajikan berada di tengah – tengah garis sifat karakter yang ekstrim. Sehubungan dengan keberanian, misalnya, jika kita tidak memiliki keberanian yang cukup, maka sebagai hasilnya kita mengembangkan kecenderungan kepengecutan yang merupakan watak buruk. Sebaliknya jika kita terlalu berani, maka kita mengembangkan kecenderungan gegabah yang juga merupakan watak buruk. Menurut Aristoteles, tidaklah mudah untuk menemukan garis tengah yang sempurna di antara sifat karakter yang ekstrim. Secara factual, kita membutuhkan bantuan penalaran dalam melakukannya.

Perhatian terhadap teori kebajikan terus berlangsung sampai abad pertengahannya, dan terkurang pada abad kesembilan belas, dengan munculnya berbagai teori alternative di bawah ini. Namun, pada abad kedua puluh, teori kebajikan mendapatkan perhatian khusus dari filsuf yang percaya bahwa pendekatan teori etika saat itu salah arah karena terlalu menekankan pada serangkaian aturan dan tindakan, dibandingkan sifat karakter kebajikan. Alasdaire Mecintyre (1929 - …..) mempertahankan peran pusat dari nilai – nilai kebajikan dalam teori mendasar yang berakar pada tradisi sosial. Berbagai teori etika kebajikan bangkit kembali setengah abad terakhir ini, melalui karya – karya filsuf seperti G. E. M. Anscombe (1919 – 2001). Philippa Foot (1929 - ….), dan Rosalind Hursthouse (19.. - …..).




Sumber: Kode Etik Psikolog & Ilmuwan Psikologi. Aliah B. Purwakania Hasan (Hal 56 – 59)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer