MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 30 Agustus 2017

MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN

Kumpulan MateriTercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan yang disebutkan oleh Supartono dalam Rafael Raga Maran, (1999:36) sebagai daya manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, inteligensis, dan intuisi; perasaan dan emosi; kemampuan; fantasi; dan perilaku.

Dengan sumber – sumber kemampuan daya manusia tersebut, maka nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia menciptakan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter L. Berger 1(1929), yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri atas tiga tahap: (1) tahap eksternalisasi; (2) tahap objektivasi; dan (3) tahap internalisasi.

Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental. Tahap objektivitas aalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada I luar diri manusia. Tahap internalisasi adalah tahap di mana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali. Jadi, ada hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan realitas eksternal (Yusdi Ahmad, Makalah, 2006: 5).

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Bermacam – macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baiknya. Kecuali itu, manusia memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun materiel. Kebutuhan – kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudaaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.

Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya, sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:

1. Suatu hubungan pedoman antaramanusia atau kelompoknya.

2. Wadah untuk menyalurkan perasaan – perasaan dan kemampuan – kemampuan lain.

3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.

4. Pembeda manusia dan binatang.

5. Petunjuk – petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.

6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

7. Sebagai modal dasar pembangunan.

Manusia merupaan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan bergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga membersihkan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materiel.

Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebenaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.

Dalam tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam, pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata – mata bertindak di dalam batas – batas untuk melindungi dirinya. Keadaan yang berbeda pada masyarakat yang telah kompleks, di mana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang bermberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alamnya.







Sumber: Setiadi Elly M., Hakam Kama A., & Effendi Ridwan. (2006). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Edisi ke-3. Jakarta: Prenadamedia Group. (Hal 36 – 39)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer