GENDER DAN PEKERJAAN - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Sabtu, 07 Oktober 2017

GENDER DAN PEKERJAAN

Kumpulan MateriApabila orang membahas pekeraan yang dilakukan perempuan, maka yang dibayangkan mungkin hanyalah jenis pekerjaan yang diumpai di ranah publik: pekerjaan di tempat kerja formal seperti pabrik dan kantor, perkerjaan dalam perekonomian formal. Orang sering melupakan bahwa di rumahnya pun perempuan sering melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan dana. Ada yang menawarkan berbagai enis jasa; ada yang melakukan per-dagangan eceran; pun ada yang memproduksi atau memproses hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan maupun produk lain untuk dipasarkan.


Di samping itu, sering dilupakan pula bahwa pekerjaan rumah tangga yang dilakukan perempuan di ranah domestic, yaitu penyediaan barang dan jasa bagi sesama anggota keluarga termasuk suami, merupakan suatu pekeraan produktif. Jenis pekerjaan ini menyita banyak waktu dan tenaga dan menguntungkan suami, keluarga serta masyarakat, namun tidak diberi imbalan materi dan umumnya dianggap sebagai pekerjaan yang rendah.


Bagaimana kedudukan perempuan di ranah publik? Berbagai penelitian terhadap angka partisipasi perempuan dalam angkatan kerja umumnya mengidentifikasikan berabgai bentuk kesenjangan kuantitatif maupun kualitatif dalam pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Kesenjangan apa sajakah yang ditentukan di lapangan? Moore dan Sinclair (1995) mengidentifikasikan dua macam segregasi jenis kelamin dalam angkatan kerja: segregasi vertical dan segregasi horizontal. Segregasi vertical mengacu pada terkonsentrasinya pekera perempuan pada jenjang rendah dalam organisasi, seperti misalnya jabatan pramuniaga, pramusaji, tenaga kebersihan, pramugari, sekretaris, pengaruh anak, guru taman kanak-kanak, perawat, kasir dan sebagainya. Segregasi horizontal, dipihak lain, mengacu pada kenyataan bahwa pekerjaan yang dilakukan pekerja laki-laki. Adanya segregasi vertical memberikan kesan bahwa dalam tangga jabatan seakan-akan ada suatu “langit-langit kaca” (glass ceiling) yang menghalangi mobilitas kaum perempuan ke pasar kerja ada jenis pekerjaan tertentu yang relative tertutup bagi kaum perempuan, seperti misalnya di bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi.


Salah satu masalah yang dihadapi kaum perempuan di berbagai masyarakat ialah adanya diskriminasi terhadap perempuan (sex discrimination) di bidang pekerjaan. Kasus ekstrem adalah aturan yang melarang perempuan untuk bekerja di ranah politik. Pun ada masyarakat yang menerapkan berbagai macam diskriminasi di bidang pekerjaan seperti dalam hal rekrutmen, pelatihan, magang, atau pemutusan hubugan kera.


Suatu bentuk diskriminasi yang sering dialami pekerja perempuan ialah diskriminasi terhadap orang hasil (pregnancy discrimination). Diskriminasi terhadap orang hamil tersebut dapat berbentuk penolakan untuk memperkerjakannya, pemutusan hubungan kerja, keharusan cuti, dan sanksi lain.


Semakin meningkatnya tingkah pendidikan penduduk di selurh dunia telah mengakibatkan berkurangnya kesenjangan antara kedudukan laki-laki dan perempuan di bidang pekerjaan. Namun bilaman jumlah perempuan dalam penduduk dijadikan patokan untuk mengatur kesenjangan, maka kesenjangan yang dijumpai dalam angkatan kerja masih sangat lebar.










Sumber: Sunarto K. (2004) Pengantar sosiologi. (Rev. ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (Hal 114-115)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer