SEKOLAH SEBAGAI AGEN SOSIALISASI GENDER - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Jumat, 06 Oktober 2017

SEKOLAH SEBAGAI AGEN SOSIALISASI GENDER

Kumpulan MateriSebagai agen sosialisasi gender, sekolah menerapkan pembelajaran gender melalui media utamanya, yaitu kurikulum formal. Dalam mata pelajaran prakarya, misalnya, ada sekolah memisahkan siswa dengan siswi agar masing-masing dapat diberi pelajaran berbeda. Siswa, misalnya, dapat diminta mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan ekonomi rumah tangga sedangkah siswa diminta mempelajari keterampilan di bidang teknik pertukaran. Dalam mata pelajarn olahraga siswa mungkin diminta mempelajari jenis olahraga yang berbeda dengan siswi.

Pembelajaran gender di sekolah dapat pula berlangsung melalui buku teks yang digunakan. Ada, misalnya, buku teks ilmu pengetahuan alam yang cenderung mengabaikan kontribusi ilmuwan perempuan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta kesenian. Pun ada buku pelajaran olahrga dan kesehatan yang dalam mengajarkan berbagi olahraga mengabaikan olahragawan dengan hanya menonjolkan gambar olahragawan.

Bentuk pembelajaran lain berlangsung melalui apa yang oleh Moore dan Sinclair (1995) dinamakan kurikulum terselubung (hidden curriculum): para guru sering memperlakukan siswi secara berbeda dengan siswa. Perilaku dan sikap yang ditolerir bisa dilakukan siswa, misalnya, ada yang tidak dapat ditolerir bila dilakukan oleh siswi.

Pemisahan yang mengarah ke segregasi menurut jenis kelamin sering terjadi manakala siswa mulai dijuruskan ke bidang-bidang ilmu tertentu. Siswi sering dikelompokkan ke bidang ilmu sosial dan humaniora, sedangkan siswa cenderung dikelompokkan ke bidang ilmu pengetahuan alam. Segregasi yang berawal di jenjang pendidikan menengah ini cenderung berlanjut ke jenjang pendidikan tinggi.





Sumber: Sunarto K. (2004) Pengantar sosiologi. (Rev. ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (Hal 112-113)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer