PENGERTIAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Kamis, 10 Mei 2018

PENGERTIAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Kumpulan MateriSalah satu definisi klasik tentang perencanaan mengatakan bahwa perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan. Berarti bahwa apabila berbicara tentang perencanaan sumber daya manusia, yang menjadi fokus perhatian ialah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan. Kata kunci dalam pengertian di atas adalah “tepat”. Tepat dalam hubungan ini harus dilihat secara konekstual dalam arti dikaitkan dengan tiga hal, yaitu: 

  1. penuaian kewajiban sosial organisasi, 
  2. pencapaian tujuan organisasi, dan 
  3. pencapaian tujuan-tujuan pribadi para anggota organisasi yang berasangkutan. 

Tuntutan menyelenggarakan fungsi perencanaan sumber daya manusia dengan baik terlihat leihjelas lagi apabila diingat bahwa dalam usaha mencapai ke tiga hal tersebut di atas, setiap organisasi dihadapkan kepada berbagai faktor yang berada di aluar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya. 

Suatu perusahaan pelayaran samudera, misalnya, tidak dapat mengendalikan harga bahan bakar yang diperlukan dan digunakannya, mungkin dalam jumlah yang besar apabila armada kapal yang dimiliki dan dioperasikannya besar pula. Pengusaha yang bersangkutan juga tidak dapat berbuat banyak mengenai fluktuasi harga berbagai suku cadang yang diperlukannya. Di samping faktor-faktor yang bersifat ekonomi tersebut, masih banyak lagi faktor lain, seperti misalnya tingi rendahnya tarif yang boleh dikenakan, tratek yang diperuntukkan bagi dan lain sebagainya yang tidak boleh tidak harus diperhitungkan karena akan mempunyai dampak tertentu pada perencanaan sumber daya manusia. 

Demikian pula halnya dengan seorang industriawan yang perusahaannya menghasilkan produk tertentu. Harga-harga bahan mentah atau bahan baku yang diperluannya, yang diperoleh dari berbgai pemasok, tidak mungkin ditentukan secara sepihak oleh industriawan yang bersangkutan. Demikian pula harga mesin-mesin yang diperlukan dalam proses produksi, yang bahkan mungkin harus diimpor dari luar ngeri karena belum diproduksi di dalam negeri, beraa di luar kemampuan penguaha yang bersangkutan untuk mengendalikannya. Dalma memaarkan dan menjual hail produksinya pun, penentuan tingkat harga produk tersebut tidak produksinya pun, penentuan tingkat harga produk tersebut tidak sepenuhnya berada dalam pengendalian pengusaha yang bersangkutan, kecuali dia beraa pada posisi monopoli yang absolut. Situasi pasar, jenis, bentuk dan intensitas persaingan yang ada, selera konsumen serta kebijaksanaan pemerintahmerapakan hal yang mau tidak mau harus diperhatikan. Hal-hal tersebut pun berpengaruh pada perenanaan sumber daya manusia. 

Hal senada dapat dikatakan mengenai organisasi yang menghasilkan jasa. Tidak akan dapat disanggah bahwa setiap organisasi ingin meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya karena dengan demikian organisasi yang bersangkutan akan lebih mampu merealisasikan keuntungan yang lebih besar dan dengan demikian pula semakin mampu memantapkan keberadaannya. Salah satu cara yang dapat dan biasanya ditempuh ialah dengan memanfaatkan kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi, seperti mesin-mesin otomatik dan komputerisasi berbagai kegiatannya. Pimpinan organisasi penghasil jasa yang bersangkutan tiak bisa berbuat banyak tentang harga-harga alat-alat canggih yang diperlukannya itu kecuali sekedar melakukan negosiasi guna memperoleh mesin-mesin tersebut dengan mutu yang setinggi mungkin, harga yang rendah, jadwal penyerahan sesui kesepakatan antara pembeli dan penjual, jasa purna jual yang dapat diandalkan dan hal-hal lain yang biasanya disepakati dalam setiap transaksi jual beli. 

Dari contoh-contoh di muka terlihat dengan jelas bahwa dalam bidang apapun suatu organisasi bergerak, ia harus selalu bersikap proaktif. Artinya, memiliki daya atau kemampuan antisipatif yang tinggi menghadapi masa depan yang selalu mengandung ketidakpastian sikap proaktif dan antisipatif demikian dituntut bukan hanya dan bahkan tidak terutama menyangkut perencanaan kegiatan-kegiatan fungsional, yang bagi organisasi niaga antara lain berarti perencanaan produksi, strategi pemasaran atau perencanaan kegaitan penjualan, akan tetapi juga yang menyangkut perencanaan kegiatan penjualan, akan tetapi juga menyangkut perencanaan sumber daya manusia. Penekanan ini penting karena seperti telah dikemukakan dalam Bab I, manajemen sumber daya manusia – termasuk perencanaannya – sering kurang mendapat perhatian mengingat sifat kegiatannya sebagai penunjang kegaitan pokok. Pada hal sesungguhnya bersifat sangat menentukan bagi keberhasilan organisasi yang bersangkutan. 

Berarti bahwa perencanaan sumber daya manusia tidak bisa di percaya hanya kepada tenaga-tenaga profesional yang menangani masalah-masalah kepegawaian saja, melakukan harus melibatkan para manajer yang memimpin satuan-satuan kerja yang menyelenggarakan fungsi utama. Keterlibatan itu sangat penting, bahkan mutlak, karena seperti telah ditekankandi muka, setiap manajer pada dasarnya adalah manajer sumber daya manusia juga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karena salah satu fungsi organik yang mutlak diselenggarakan oleh setiap manajer adalah perencanaan, fungsi tersebut harus pula mencakup perencanaan sumber daya manusia untuk satuan kerja yang dipimpinnya bekerja sama dengan para tenaga spesialis yang terdapat dalam satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia dalam organisasi sebagai keseluruhan. 





Sumber: Siagian, Sondang P. (2016). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara. (Hal. 41-44)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer