Konsep-konsep, makna, pesan-pesan yang mencerminkan
budaya organisasi dapat ditemukan dalam praktek-praktek organisasi seperti: (a)
rancangan organisasi (organization
design); (b) strategi sosialisasi; (c) pembedaan kelas; (d) ideology (adi
cita); (e) mythe dan simbol-simbol;
(f) bahasa; dan (g) ritual dan seremoni (Tosi, Rizzo, Carroll, 1994).
Rancangan Organisasi
Tergantung pada nilai-nilai utama dari budaya
organisasinya maka disusunlah strukturnya. Jika misalnya kebebasan individu,
prestasi individu, kepercayaan merupakan nilai-nilai utama yang diberi harga
tinggi, maka organisasi disusun sedemikian rupa sehingga para tenaga kerjanya
tidak diawasi secara ketat, bagian-bagiannya mendapat otonomi dalam mengambil
keputusan (pengambilan keputusan lebih decentralized).
Sebaliknya dari design organisasi dapat disimpulkan nilai-nilai utama mana yang
dianggap penting.
Strategi Seleksi dan
Sosialisasi
Organisasi dalam seleksi penerimaantenaga kerja dan dalam program sosialisasinya akan menggunakan cara-cara yang
menghasilkan diterimanya tenaga kerja yang memiliki nilai-nilai utama sesuai
dengan nilai-nilai utama dari perusahaan. Dalam proses sosialisasi nilai-nilai
utama tersebut diyakinkan adanya pada para tenaga kerja baru.
Pembedaan Kelas
pembedaan kelas mengacu pada daya (power) dan status yang dimiliki
kelompok-kelompokyang menentukan corak hubungan antara mereka. Pembedaan kelas
yang jelas biasanya merupakan pembedaan berdasarkan hierarki dalam organisasi,
yang terungkap dari wewenang yang berbeda-beda yang diberikan kepada lapis
organisasi yang berbeda-beda, makin tinggi lapis organisasi makin besar
wewenangnya. Nilai utama kesamaan dan kepercayaan akan terungkap adanya
perbedaan wewenang yang relstif kecil antara kelompok-kelompok hierarki.
Ideologi(Adi Cita)
Budaya organisasi dibentuk sekitar
ideology yang dimiki bersama. Ideologi dari organisasi adalah “ the relatively coherent set of beliefs
that bind some people together and explain their worlds [to them] in
cause-effect relations” (Tosi, Rizzo, Carroll, 1994). Ideology membantupara
anggota organisasi memberikan makna pada keputusan-keputusannya.
Myth dan simbol-simbol
Satu
Myth (Tosi, Ruzzo, Carroll, 1994) adalah:
“a dramatic narrative of imagined
evens, usually to explain origins of transformations of something. (it is also)
an unquestioned belief about practical benefits of certain techniques and
behavior that is not supported by demonstrated fact”
Simbol-simbol mencakep seperti gelar
, tempat parker khusus, tempat makan khusus, jenis mobil, besar ruang kerja,
dan lain-lain berhubungan dengan kedudukan dan powerdari tenaga kerja yang bersangkutan. Direktur memiliki ruang
kerja yang lebih besar dari pada kepala bagian.Tenaga kerja biasanya duduk
bersama rekan-rekannya disatu ruang kerja yang besar.Manajer memiliki tempat
parkir khusus.Atau ruang kerja kepala bagian tidak ada bercampur dalam satu
ruang bersama-sama dengan para pegawai bawahannya, tidak memiliki tempat parker
khusus.
Bahasa
Di setiap organisasi ada kata-kata
yang merupakan kata-kata yang khas dari organisasi yang tidak dikenal oleh
orang yang bukan anggota organisasi tersebut. Disampaing itu gaya bahasanya
juga dapat merupakan gaya bahasa yang khas. Misalnya meskipun bahasanya
Indonesia, dalam organisasi yang satu orang menggunakan kata ‘bapak’ dan ‘ibu’
untuk atasannya, di organisasi lain menggunakan kata ‘saudara’ atau ‘anda’ dan
hanya menggunakan kata ‘bapak’ dan ‘ibu’ kepada anggota organisasi yang
kedudukannya jabatan tinggi.
Ritual dan Seremoni
Ritual (Tosi, Ruzzo, Carroll, 1994)
adalah:
Misalnya
ritual makan siang bersama untuk semua manajer dari perusahaan pada setiap hari
selasa siang. Pada saat makan siang semua manajer dapat bertemu dengan kepala
bagian tertentu, dengan anggotadireksi tertentu dangan rekan kerja manajer yang
lain untuk membicarakan hal-hal atau persoalan-persoalan sehingga dapat mencapai
suatu kesepakatan. Ritual lain misalnya, ritual di perguruan tinggi adanya
pertemuan khusus dimana seorang guru besar akan menjalani pension. Pada
pertemuan tersebut ia memberikan ceramah perpisahannya. Ritual lainnya
misalnya, para tenaga kerja baru dikumpulkan dan diperkenalkan dengan
keseluruhan anggota direksi dan pimpinan eselon satu.Contoh ritual-ritual
diatas mencerminkan nilai-nilai utama yang merupakan inti dari budayaorganisasi.
Sumber: Buku Psikologi Industri dan Organisasi. Asher Sunyato Munandar. Penerbit universitas indonesia (UI. Press). 2008
0 komentar:
Posting Komentar