Keturunan Yunani
Setelah bangsa Yunani mencapai
puncak kejayaannya dalam pertengahan abad 5 SM, negara itu mengalami kemunduran
dan akhirnya runduh. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor.
- Adanya ajaran atau paham yang diberikan para ahli Yunani. Pemikiran – pemikiran yang beraneka ragam menimbulkan kebimbingan – kebimbingan dalam masyarakat terhadap norma – norma lama.
- Masing – masing partai dalam negaara terlalu memikirkan paham dan keperluan sendiri sehingga sering menimbulkan perdebatan pahal yang sulit dipertemukan. Keperluan masyarakat dan negara kurang mendapat perhatian utama. Mereka yang kalah tidak segan – segan bersekutu dengan golongan lain, sehingga pendiriannya kabur.
- Perang antarnegara Yunani yang melemahkan. Terutama perang Peloponesos yang telah menghancurkan Athena sebagai negara utama Yunani.
Pada tahun 338 SM dalam
pertempuran di Chaerona Yunani dikalahkan oleh bangsa Macedonia di bawah
pimpinan Raja Philippus. Kerajaan bangsa Macedonia terletak di sebelah utara
Yunani. Setelah mengalami kelahan bangsa Yunani mengadakan persekutuan di
Korinthia dan mengajak raja Moacedonia (Philippus) untuk melanjutkan peperangan
melawan Persia sebagai musuh lama. Cita – cita tersebut berhasil dilakukan oleh
Raja Phillippus. Ia wafat tahun 336 SM.
Putrinya bernama Iskandar Agung atau Iskandar Zulkarnaen (336 – 323 M)
menggantikan sebagai raja dan meneruskan cita – cita menaklukkan Persia.
Macedonia memang dirasa terlalu kecil bagi Iskandar Agung yang menginginkan
kerajaan besar dan merupakan kerjaan dunia. Ia memperoleh guru ahli pikir
bernama Aristoteles. Selainn belajar
tata negara, ia juga mendalami kesusastraan – kesusastraan Yunani Kuno seperti llias yang diubah oleh Homerus, dorong Iskandar berperang
melawan Persia. Lebih – lebih setelah bangsa Yunani mengangkatnya sebagai
panglima persekutuan Korinthia sebagai persekutuan kota – kota Yunani dalam
menghadapi Persia.
Peperangan
Dengan 30.000 pasukan infanteri
(pejalan kaki) dan 5.000 kavleri (pasukan berkuda) Iskandar Agung meninggalkan
Yunani untuk menyerang Persia 334 SM. Pada waktu itu Persia diperintah oleh Darius III (336 – 331 SM). Setelah
dapat menyeberangi Selat Hellespont, tentara Iskandar memasuki wilayah Persia.
Tentara Ksatrap Persia daerah Asia Kecil berusaha menahan serangan Iskandar,
tetapi dapat dikalahkan dalam pertempuran di Granicus. Kemudian kota – kota
lain di daerah itu jatuh ke tangan Iskandar. Tentara Danus III menghadang
tentara Yunani dekat celah Cillia, tetapi dapat dikalahkan dalam pertempuran di
kota Issus. Jalan menuju selatan terbuka dan Mesir yang subur merupakan sasaran
berikutnya. Daerah jajahan Persia ini dengan mudah dapat dikuasai oleh Iskandar
dan didirikan kota Iskandariah yang dijadikan satu pusat peradaban Yunani.
Kemudian, Iskandar bertolak ke
timur pusat kerajaan Persia menjadi sasarannya. Perlengkapan pasukan Yunani
dicukupi dari Mesir. Sementara itu tentara Persia yang jumlahnya ratusan ribu
telah dipersiapkan oleh Darius III disebelah timur Tigris. Dengan siasat perang
yang hebat. Tentara Iskandar yang jumlahnya kurang dari sepersepuluh tentara
Danus dapat memenangkap anak buahnya dan kerajaan Persia jatuh ke tangan
Iskandar Agung (331 SM). Kota Persepolis yang besar dan indah dihancurkan (326
SM).
Peperangan dilanjutkan ke timur
dengan menguasai daerah Persia dan Afganistan sampai daerah Bactria. Di daerah
itu didirikan kota yang juga diberi nama Iskandariah. India menjadi sasaran
berikutnya. Daerah yang harus dilalui tentara Iskandariah dengan susah payah
adalah Hindu Kusy di pegunungan Himalaya. Setelah daerah itu dilampaui,
sampailah mereka di daerah Pancab. Raja Porus
mempertahankan wilayahnya dengan gigih di tepi Sungai Hydaspes,tetapi dapat
juga dikalahkan oleh Iskandar Agung. Ia masih bernafsu untuk terus ke timur
agar daerah Gangga yang subur juga dapat ditaklukkannya.
Tetapi, tentaranya yang sudah
bosa berperang selama bertahun – tahun dan telah rindu ke kampung halamannya
menolak kehendak Iskandar Agung. Kehendak tentaranya diturutinya, sebagan tentaranya
diangkut melalui laut dan sebagian lagi menempuh jalan darat kembali ke Persia.
Banyak tentaranya tewas melalui daerah Gedrosia yang sangat kering. Iskandar
beserta Persia. Banyak tentaranya tewas melalui daerah Gedrosia yang sangat
kering. Iskandar beserta tentaranya selamat sampai di Susa (ibu kota Persia),
setelah berperang selama 10 tahun (334 – 323 SM).
Pemerintahan
Iskandar Agung berhasil
mewujudkan cita – cita berupa “kerajaan dunia” karena mencakup wilayah Eropa
Tenggara, Afrika Timur Laut, dan Asia Barat Daya. Ia dinobatkan sebagai
maharaja di kota Susa yang pernah menjadi ibu kota kerajaan dunia zaman
kerajaan persia.
Setelah Iskandar Agung melihat
dan menghayati daerah – daerah Timur yang pernah menjadi perdaban kuno seperti
Mesir, Mesopotamia, dan timbullah niatnya untuk memadukan Barat dan Timur
menjadi suatu kerajaan kebudayaan yang sifatnya uniersal. Untuk mencapai hal
itu ditempuhnya perkawinan sebagai alatnya. Ia mengawini Rexana, putri Persia yang jejaknya, yaitu mengawini bangsa Timur. Sebagaian
anak buahnya mau mengikuti, tetapi sebagian lagi tidak sudi karena itu dianggap
sebagai menyamaratakan derajat bangsa Yunani yang tinggi dengan bangsa Timur
yang dinilai masih bar – bar (biadab).
Iskandar Agung menjadi Babylon
sebagai ibu kota kerajaan karena letaknya di tengah – tengah wilayahnya yang
luas dan pernah dua kali menjadi pusat perdaban. Karena telah menjadi seorang
maharaja, ia minta dihormati sebagai dewa. Untuk mempertahankan wilayah
yang luas, ia membentuk pasukan yang
berasal dari bangsa Timur. Pasukan tersebut dipimpin oleh perwira – perwira.
Hal itu tidak disenangi oleh anak buahnya yang berasal dari Macedonia dan
mereka merasa mulai dikesampingkan. Timbullah rasa tidak puas dari anak
buahnya. Tetapi. Keadaan itu dapat diatasi oleh Iskandar Agung dengan
memberikan kedudukan dan hak yang sama bagi tentara Barat dan Timur.
Diadhocos
Iskandar Agung meninggal dalam
usia 33 tahun (323 SM). Ia tidak berputar dan tidak sampai menunjuk
penggantiannya sehingga sepeninggalannya kerajaan besar itu terpecah – pecah.
Kerajaan – kerajaan pecahannya disebut Diadochos
yang berarti kerajaan pengganti. Diantaranya yang terkenal adalah Macedonia,
Syria, dan Mesir.
Macedonia tetap memerintah
wilayah Yunani. Karena penduduk Yunani merasakan Macedonia sebagai penjajah,
mereka sering mengadakan perlawanan. Kerajaan Macedonia lemah dan dalam,
sehingga tidak mampu mengadakan lawan dari luar. Pada tahun 148 SM kerajaan
Romawi berhasil mengalahkan Macedonia dan Yunani.
Kerajaan Syria memiliki wilayah
yang luas dan diperintah oleh Dinasti
Seleuci. Dalam wilayah kerajaan tersebut kerajaan tersebut kerajaan Yunani
dapat diwujudkan. Tetapi, kerajaan besar ini kemudian mundur akibat raja – raja
kecil yang wilayahnya jauh dari pusat pemerintahan di Antiochia melepaskan diri
dan membentuk kerajaan yang merdeka.
Kerajaan Mesir diperintah oleh
dinasti Ptolomeus yang berasal dari Yunani. Di antaranya adalah Ratu Cleopatra yang terkenal cantik dan
hubungannya dengan Antonius, seorang panglima Romawi. Kerajaan Mesir dapat
dikalahkan oleh Romawi tahun 30 SM.
Sumber: Sejarah. Drs. Imron. (Hlm.46 – 48).
0 komentar:
Posting Komentar