Ditemukannya lukisan – lukisan
yang ada pada dinding karang menggambarkan kehidupan sosial ekonomi dan
kepercayaan masyarakat pada saat itu. Sikap manusia terpancar di dalam lukisan
– lukisan tersebut. Gambar cap tangan dengan latar belakang cat merah, mungkin
mengandung arti kekuatan atau simbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh
jahat dan cap tangan yang jari – jarinya tidak lengkap dianggap sebagai tanda
berkabung.
Menurut Roder dan Galis yang
menyelidiki lukisan – lukisan di Irian Jaya menyimpulkan bahwa isi lukisan
menggambarkan upacara penghormatan nenek moyang, kesuburan, inisiasi dan
kemungkinan pula untuk ilmu dukum, untuk meminta hujan, dan kesuburan atau
memperingati suatu kejadian yang penting.
Selain lukisan – lukisan di
dinding gua atau dinding karang, alam kepercayaan masyarakat pada saat itu
terlihat juga dalam peristiwa – peristiwa atau upacara penguburan seperti
penguburan di Gua Lawa, Gua Sodong, dan Bukti Kerang Sumatra Utara. Di antara
mayat – mayat itu ada yang ditaburi dengan butir – butir cat merah. Mungkin
maksudnya adalah untuk memberikan bekal dalam kehidupan baru di alam baka.
Perkembangan Kepercayaan Pada
Masa Batu Muda
Salah satu yang menonjol yang ada
pada diri manusia pada zaman batu muda adalah adanya kepercayaan hidup sesudah
mati. Kepercayaan bahwa roh manusia tidak akan lenyap setelah meninggal sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Roh dianggap memiliki kehidupan tersendiri di
alamnya sesudah mati. Hal ini nampak pada upacara penguburan, di mana si mati biasanya dibekali dengan berbagai
maca bekal kubur seperti periuk, perhiasan, dan lain – lain yang disertakan di
dalam kubur agar perjalanan si mati ke dunia arwah dan kehidupan selanjutnya
akan terjamin sebaik – baiknya.
Pada masa neolithicum kepercayaan
terhadap roh nenek moyang mengalami perkembangan pesat. Hal ini dibuktikan
dengan adanya bangunan neolithicum yang jumlahnya makin pesat di Indonesia.
Bangunan neolithicum macamnya
banyak sekali namun fungsinya hampir sama yaitu untuk kepentingan roh nenek
moyang.
Perkembangan Kepercayaan Pada Masa Megalithicum
Perkembangan kepercayaan pada
masa megalithicum tidak jauh berbeda dengan masa neolithicum yaitu penghormatan
dan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Mereka mengadakan upacara untuk tetap
terjalin hubungan dengan roh leluhur. Mungkin ada perbedaan dengan masa
bercocok tanam, tetapi itu hanya dalam bentuk lahir saja. Pada masa
perundangian benda – benda yang dipergunakan untuk upacara lebih indah karena terbuat
dari perunggu.
Kepercayaan pada masa prasejarah
merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari – hari.
Hampir setiap tindakan manusia selalu didahului atau disertai dengan upacara
untuk memohon doa restu pada roh leluhur. Bahkan dalam menghukum suatu
pelanggaran terhadap aturan masyarakat roh leluhur diminta menjadi saksi.
Dan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa perkembangan kepercayaan masyarakat pada masa prasejarah ada
dua, yaitu dinamisme dan animisme.
Sumber: Sejarah. Drs. Imron. (Hlm. 39 – 40).
0 komentar:
Posting Komentar