Skinner (1904 – 1990) lahir di
Susquehanna, Pennylvania. Dia meraih gelar master pada 1930 dan Ph. D. pada
1031 dari Harvard University. Gelar B. A. diperoleh dari Hamilton College, New
York, di mana dia mengambil jurusan Sastra Inggris. Saat di Hamilton, Skinner
makan siang bersama Robert Frost, seorang penyair besar Amerika, yang mendorong
Skinner untuk mengirimkan contoh tulisannya. Forst memuji tiga cerpen karangan
Skinner, dan Skinner lalu memutuskan menjadi penulis. Keputusan ini ternyata
mengecewakan ayahnya, seorang pengacara, yang berharap putranya itu menjadi
pengacara.
Usaha awal Skinner untuk menjadi
penulis banyak gagalnya sehingga dia mulai berpikir untuk menjadi psikiater.
Dia akhirnya bekerja di industri batu bara sebagai penulis dokumen hukum. Buku
pertamanya, yang ditulis bersama ayahnya, berisi soal – soal dokumen hukum dan
dibeli judul A Digest Of Decisions Of The
Anthracite Board of Concilition. Setelah menyelesaikan buku ini Skinner
pindah ke Greenwich Village di New York City, dimana dia hidup seperti bohemian
(seniman nyentrik) selama enam bulan sebelum masuk Harvard untuk mempelajari
psikologi. Pada saat it dia sudah tidak suka dengan dunia tulisan sastra. Dalam
autobiografinya (1967), dia mengatakan, “saya gagal menjadi penulis karena saya
tidak punya sesuatu yang penting untuk dikatakan, namun saya tidak bisa
menerima penjelasan ini. rasanya kesusastraan itulah yang salah” (h.395) saat
dia gagal mendeskripsikan perilaku manusia lewat karya sastra, Skinner berusaha
mendeskripsikan perilaku manusia lewat ilmu pengetahuan. Jelas, dia lebih
sukses di bidang ilmu pengetahuan ini.
Skinner mengajarkan psikologi di
University of Minnesota antara 1936 dan 1945, dan selama masa ini dia menulis
buku teksnya yang amat berpengaruh, The
Behavior of Organisms (1938). Salah satu mahasiswa Skinner di University of
Minnersota adalah W. K. Estes, yang karyanya juga memengaruhi psikologi (lihat
Bab 9). Pada 1945, Skinner pindah ke India Univesity untuk menjabat jabatan
ketua jurusan Fakultas Psikologi. Pada 1948 dia kembali ke Harvard, dan tetap
di sana sampai akhir hayatnya pada 1990.
Dalam sebuah survei yang diambil
sebelum kematian Skinner (Korn, Davis, & Davis), para sejarawan psikologi
dan para ketua jurusan psikologi diminta mengurutkan 10 psikolog paling
menonjol (psikologi kontemporer dan psikologi sepanjang masa). Dalam daftar
ahli sejarah, Skinner berada di urutan kedelapan dalam daftar psikologi
sepanjang zaman tetapi dia diurutan pertama dalam daftar psikologi kontemporer
paling top; dalam daftar para ketua jurusan psikologi, Skinner berada di urutan
pertama untuk kedua jenis daftar itu.
Selama bertahun – tahun Skinner
adalah penulis yang prolifik. Salah satu perhatian utamanya adalah
menghubungkan temuan laboratoriumnya dengan solusi problem manusia. Karya –
karyanya memicu perkembangan mesin pengajaran dan belajar terprogram. Dua
artikel yang representatif dalam area ini adalah “The Science of Learning and
the Art of Teaching” (1954) dan “Teaching Machines” (1958). Berdasarkan
gagasannya sendiri untuk topik ini, dia bersama Holland menulis tentang gagasan
teoritisnya dalam buku berjudul The
Analysis of Behavior (Holland & Skinner, 1961). Pada 1948 dia menulis
novel Utopian berjudul Walden Two. Judul
itu untuk menghormati karya Thoreau, Walden.
dalam Walden Two (1948), yang ditulis
hanya dalam waktu tujuh pekan, Skinner berusaha memanfaatkan prinsip belajarnya
dalam membangun masyarakat. belakangan Skinner menulis Beyond Freedom and Dignity (1971), di mana dia menunjukkan bagaiamana
teknilogi perilaku dapat dipakai untuk mendesain sebuah kultur atau kebudayaan.
Dalam Beyond Freedom and Dignity dia
membahas mengapa ide rekayasa kultural mendapat begitu banyak penentangan.
Tulisan – tulisan Skinner diperluas hingga ke area perkembangan anak oleh Bijou
dan Baer (1961, 1965). Pemikirannya dikaitkan dengan gagasan personalitas lewat
tulisan Lundin (1974), yang menulis Personality:
A Behavioral Analysis, dan ke tema pengasuh anak oleh Hergenhahn (1972),
yang menulis Shaping Your Child’s
Personality.
Sebagian besar mahasiswa
psikologi tahu betul penyebaran gagasan Skinnerian di area psikoterapi.
Misalnya, karya awal Lovaas tentang anak autis bnyak didasarkan pada gagasanSkinner. Tetapi rekayasa perilaku tidak dibatasi ke anak saja. Teknik ini juga
berhasil dipakai untuk meringankan sejumlah problem orang dewasa seperti
kegagapan, fobia, gagasan makan, dan perilaku psikotik.
Semasa Perang Dunia II, saat
berada di University of Minnesota, Skinner berusaha mengaplikasikan teorinya
untuk problem pertahanan nasional. Dia melatih burung dara untuk mematuk sebuah
cakram (disc) yang ada gambar film
sasaran musuh. Cakram dan film itu pada akhirnya dimasukkan ke dalam pesawat
terbang layang yang dimuat bahan peledak. Pesawat itu disebut pelican, dan karenanya nama artikel yang
mendeskripsikan kejadian ini adalah”Pigeons ini a Pelican (1960). Patukan
burung merpati itu akan memutuskan berbagai sirkuit elektronik dan karenanya
membuat pesawat itu mengarah ke sasaran. Pesawat komikaze versi Amerika ini tidak akan mengorbankan nyawa manusia di
pihak penyerang. Meskipun Skinner mendemostrasikannya kepada sekelompok ilmuwan
top di Amerika bahwa dia dan rekan – rekan sudah membuat peralatan yang kebal
terhadap gangguan elektronik, mampu bereaksi terhadap berbagai macam sasaran
musuh, dan mudah dibuat namun usulan proyeknya ditolak. Skinner menduga bahwa
idenya mungkin terlalu fantastik sehingga tidak bisa dipahami oleh komite
ilmuwan itu.
Sumber: THEORIES OF LEARNING
(Teori Belajar), Edisi Ketujuh. B. R. Hergenhahn. Mattahew H. Olson. (Hal. 81 –
83)
0 komentar:
Posting Komentar