SEJARAH YUNANI KUNO - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Jumat, 17 Agustus 2012

SEJARAH YUNANI KUNO

08.30

Alam
Yunani merupakan ujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Luat Aegea dari Laut Lonea masuk wilayah Yunani. Disebelah utara berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea di sebelah timur, Laut Tengah di sebelah selatan, Laut Lonea di sebelah barat, beriklim Laut Tengah yang nyaman.

Pantainya berteluk – teluk dan memiliki beberapa tanah genting, seperti Peloponesos dan Chalcidia. Sebagian besar wilayahnya bergunung – gunung, sehingga negaranya terpisah antara satu dari yang lain. Daratan rendahnya terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai.

Tanah Yunani yang bergunung – gunung itu pada umumnya tidak subur. Di lereng – lereng pegungungan orang dapat mengusahakan tanaman seperti gandum dan anggur. Keadaan alam yang demikian mendorong bangsa Yunani pindah ke daerah lain yang subur seperti Mesir, Palestina, Turki. Pada umumnya mereka yang pindah adalah petani (colonus) dan mendirikan koloni di negara lain. Kaum koloni tetap memelihara hubungan dengan Yunani sebagai negara asalnya (Motherland). Letaknya yang strategis antara Asia dengan Eropa juga mendorong bangsa Yunani hidup dari perdagangan dan palayaran.

Penduduk
Bangsa Yunani termasuk bangsa Indo Jerman dan masuk wilayah itu sekitar  tahun 2000 SM Pulai Kreta yang merupakan asal peradaban wilayah diduduki sekitar tahun 1250 SM).

Bangsa Yunani terpecah belah oleh pegunungan yang banyak terdapat di negaranya. Ada tiga golongan besar bangsa Yunani, yaitu: bangsa Lonia, bangsa Aeolia, dan bangsa Doria. Bangsa Aeolia tinggal di kepulauan sekitarnya dengan pusatnya Athena. Bangsa Aeolia tinggal di bagian utara Yunani dengan pusatnya di Olyphia dan Delphi. Sedangkan bangsa Doria tinggal di Jazirah Peloponesos dengan pusatnya di Sparta.

Pemerintahan
Bangsa dan negara Yunani mesih terpecah belah dalam sejarah kuno, mereka mendirikan pemerintahan kota (polis). Kota yang dikelilingi tembok sebagai pertahanan merupakan tata pemerintahan Sparta dan Athena.

Tata pemerintahan Sparta diperoleh dari Lycurgus (sekitar 900 SM) dan sifatnya aristokratis militer. Kaum bangsawan memegang peranan dalam pemerintahan. Sejak berumur 7 tahun, anak – anak sudah dijadikan anak negara yang memperoleh pendidikan militer. Sehingga penduduknya  berjiwa militer. Pimpinan pemerintahan ada di tangan dua orang raja yang masing – masing memiliki pasukan. Mereka memiliki Dewan Penasihat yang anggotanya terdiri atas orang – orang tua (ephorus). Dewan rakyat tidak memiliki peranan dalam tata pemerintahan Sparta.

Tata pemerintahan Athena digariskan oleh Solon (Sekitar 600 SM) dan sifatnya oliarkis – demokratis. Pemerintahan berada di tangan orang baik – baik, tetapi kekuasaan ada di tangan rakyat. Karena jumlah rakyatnya sedikit, demokrasi dapat dilakukan dengan pemilihan langsung dapat menunjuk wakilnya untuk Dewan Rakyat. Sebagai warga negara demokrasi, Salon mengeluarkan peraturan yang menguntungkan rakyat. Misalnya dilarang menjadikan seseorang sebagai budak karena utang, mereka yang telah terlanjur dijadikan budak dibebaskan, kepada rakyat kecil diberikan wakil dalam Dewan Rakyat. Seseorang negarawan terkenal lainnya adalah Pericles (-429 SM). Untuk menjamin keamanan negerinya terhadap gangguan asing ia mengadakan perjanjian, seperti perjanjian dengan Persia (448 SM) dan Sparta (446 SM). Untuk kemakmuran rakyat diatur perdagangan dengan baik, sehingga Athena menjadi pusat perdagangan pesat. Athena juga memperoleh keuntungan sebagai pimpinan Konfederasi Delos. Kemudian sifat demokrasi dipindahkannya ke Acropilis di Athena dan mau menindak dengan kekuasaan bila ada anggota perkeutuan yang mau melepaskan diri. Keadaan yang tidak sehat itu diperingatkan oleh para perwira waktu itu seperti Demosclitus.

Peperangan corak pemerintahan tersebut sekarang merupakan pola pemerintahan dunia. Dengan sebutan diktator – militer dan demokrasi – parlementer.

Peperangan
Sekitar tahun 500 SM Yunani terlibat dalam peperangan melawan persia. Waktu itu yang menjadi raja Persia adalah Darius Agung (521 – 485 SM). Peperangan tersebut disebabkan karena bangsa Yunani membantu kaum kolonis Yunani di Asia Barat melawan kekuasaan Raja Darius.

Perang Persia I terjadi tahun 492 SM. Setelah menyeberangkan Selat Dardanella, tentara darat Persia menyerang Yunani dari arah utara. Perlengkapannya dibawa oleh angkatan laut, akibat gangguan topan yang keras, armada Persia itu hancur. Tentara Persia kehilangan perlengkapan sehingga serangan pertama mengalami kegagalan.

Perang Persia II terjadi dua tahun kemudian dengan pendaratan di Attica (490 SM). Tetapi, tentara Athena di bawah pimpinan Miltiades berhasil mengalahkan tentara Persia di Marathon. Kemenangan tersebut diberitahukan ke ibu kota negara dengan lari jauh sebagai lari marathon yang pertama di dunia. Serangan Persia yang kedua gagal lagi. Darius ingin menyerang Yunani lagi tetap sebelumnya terlaksana ia wafat (458 SM).

Parang Persia III dipimpin Xerxes yang menggantikan ayahnya (480 SM). Kegagalan yang telah dua kali mendorong Xerxes mengerahkan pasukan dan armada yang lebih kuat. Tentara Persia diberangkatkan dari Sardes. Setelah menyeberangi Selat Dardanella mereka menyerang Yunani dari arah utara. Raja Loenidas dari Sparta berhasil menahan tentara Persia di sela pegunungan di Thermopylae untuk beberapa lama. Karena suatu daerah Yunani Tengah dikuasai oleh Persia di Salamis, sehingga tentara Persia kekurangan bahan makanan dan perlengakapan. Kemudian dilancarkan serangan atas tentara pendudukan Persia di Yunani Tengah dan dalam pertempuran di Plataeae, tentara Persia dapat dikalahkan (479 SM).

Peperangan melawan Persia menyadarkan bangsa Yunani untuk bersatu dalam menghadapi musuh dan bahwa kekuatan lau sangat diperlukan untuk negerinya. Maka dibentuklah persekutuan yang bermarkas di Pulau Delos dan disebut Konfederasi Delos (479SM). Pimpinan konfederasi terutama di tangan orang – orang dari Athena. Pada tahun 454 SM markasnya dipindahkan dari Delos ke Athena. Hal itu menyebabkan orang – orang dari Sparta kurang senang sehingga mereka membantuk persekutuan lain yang diberi nama Liga Peloponesos (431 SM).

Perbedaan paham yang menyolok antara Athena dengan Sparta menyebabkan kedua negara tersebut sulit bersatu. Lebih – lebih setelah masing – masing membentuk persekutuan sendiri. Akhirnya antara kedua negaara terjadilah peperangan yang disebut Perang Peloponesos (431 – 401 SM). Rakyat Athena untuk beberapa lama dapat bertahan dalam tembok – tembok kota yang kokoh. Sementara itu tentara Spartan mengurungnya dari luar. Hal yang sebelumnya tidak dipikirkan adalah masalah kehidupan dalam lingkungan yang demikian tertutup. Penyakit pes berjangkit dan menimbulkan banyak korban, diantaranya Pericies tewas. Setelah Pericles wafat (529 SM). Athena tidak memiliki pemimpin secakap dia. Cleon yang berasal dari rakyat biasa berusaha mengorbankan semangat berjuang, tetapi usahanya tidak bertahan lama. Akhirnya Athena kalah dan Sparta memegang peranan di Yunani. Tetapi Yunani kemudian mundur karena perang saudara tersebut.

Dalam keadaan lemah bangsa Yunani tidak mampu mempertahankan diri terhadap serangan dari luar. Bangsa Macedonia di bawah pimpinan Philippus dapat menguasai bangsa Yunani setelah pertempuran di Chaerona (338 SM).



Sumber: Sejarah. Drs. Imron. (Hlm. 44 – 46)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer